UPAYA DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN

Hulu Sungai Utara, Kalsel Kalimantanpost.online - Pada hari Minggu 14 Agustus 2022, Indonesia menerima penghargaan dari pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan sistem ketahanan pangan Indonesia dalam hal swasembada beras. 

Hal ini semakin membuat pemerintah terus berupaya meningkatkan dan menjaga swasembada pertanian, terutama meningkatkan produktivitas petani dan hasil panen.

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penduduk Indonesia sejak 2011 mencapai 245,1 juta jiwa. 

Sedangkan tingkat konsumsi beras mencapai 139 kg per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang hanya berkisar 65 kg – 70 kg per kapita per tahun. 

Sejak 2011 rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun mengalami penurunan. 

Rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun pada 2011 mencapai 113,72 kg dan pada 2019 hanya tinggal 103,74 kg. 

Dengan penurunan rata-rata konsumsi beras tersebut maka kebutuhan beras per tahun lebih rendah dari nilai produksinya.

Dari 2019 hingga 2021, tercatat Indonesia mampu memenuhi kebutuhan berasnya secara mandiri dan produksi beras Indonesia konsisten di 31,3 juta ton per tahun. 

Menurut perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah stok beras di lapangan hingga akhir April 2022, berada diangka tertinggi, yakni mencapai 10,2 juta ton. 

Swasembada beras ini menjadi bagian yang sangat penting dalam membangun ketahanan nasional. 

Dari sisi produksi, Indonesia membangun banyak infrastruktur di bidang pertanian, mulai dari bendungan, embung, hingga saluran irigasi. 

Selain infrastruktur, pemerintah menggalakkan penanaman varietas-varietas padi untuk meningkatkan hasil produksi.

Pemerintah berhasil meningkatkan produktivitas lahan sawah dari rata-rata 5,1 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare menjadi sekitar 54 ton GKG per hektare. 

Di waktu yang sama, pemerintah juga berhasil mengubah pola konsumsi nasi dan menggantinya dengan bahan pangan lainnya. 

Perubahan pola konsumsi inilah yang mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap beras mengalami penurunan secara signifikan.

Beras merupakan komoditas strategis bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. 

Melihat pola musim di Indonesia, produksi padi lebih besar pada saat musim basah dibandingkan pada saat musim kering. 

Hal ini berdampak pada ketersediaan dan gejolak harga beras di masyarakat.

Untuk mengamankan produksi dan stok beras nasional dengan melalui gerakan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang disusun oleh Kementerian Pertanian, yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09 Tahun 2020 tentang Komando Strategis Penggilingan Padi. 

Kostraling adalah suatu gerakan pemberdayaan dan penguatan usaha pengeringan dan penggilingan padi, sebagai upaya mengantisipasi gejolak harga gabah, khususnya saat panen raya, dengan penyerapan gabah melalui usaha pengeringan dan penggilingan padi. 

Di samping mengoptimalkan peran penggilingan-penggilingan padi kecil, kostraling juga diharapkan dapat menjaga stok beras nasional, harga, dan kualitas beras.

Penulis : Mahmudah, Mahasiswi Prodi Agribisnis, STIPER Amuntai.

Editor  : Lisa

Belum ada Komentar untuk "UPAYA DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN"

Posting Komentar