Ketua AWI Pontianak Dinilai Terobos Wilayah Kerja, Tuai Pertanyaan Publik
Pasalnya, yang bersangkutan dinilai kerap memasuki dan mencampuri urusan kewilayahan di luar Kota Pontianak, padahal secara struktur organisasi ia seharusnya bertugas dan bertanggung jawab penuh di wilayah Kota Pontianak.
Sorotan ini mencuat setelah pemberitaan yang diangkat oleh Tim Kalimantanpost dinilai telah sesuai dengan fakta di lapangan dan mengikuti kaidah jurnalistik.
Namun anehnya, justru muncul reaksi dan intervensi dari Ketua AWI Kota Pontianak terhadap wilayah lain yang memiliki kepengurusan dan kewenangan masing-masing.
Sejumlah insan pers mempertanyakan, mengapa Ketua AWI Kota Pontianak merangkap atau mencampuri wilayah lain, sementara dalam prinsip organisasi dan etika kelembagaan, setiap wilayah memiliki batas tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Terkecuali pengurus pusat atau pengurus Propinsi itu pun biasa harus koordinasi dengan pengurus di tingkat kabupaten namun pengurus kota Pontianak menyelonong masuk wilayah kabupaten Sanggau
Tindakan tersebut dinilai berpotensi menimbulkan konflik internal serta mencederai semangat independensi dan profesionalisme wartawan.
“Jika setiap ketua wilayah menjalankan fungsinya masing-masing sesuai mandat, maka organisasi akan berjalan sehat.
Yang dipersoalkan bukan pribadi, tetapi soal etika dan batas kewenangan,” ujar majang salah satu wartawan muda yang baru lolos sertifikasi UKW Moestopo.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi dari Ketua AWI Kota Pontianak terkait alasan masuknya ke wilayah lain.
Publik dan insan pers berharap ada klarifikasi terbuka agar tidak menimbulkan persepsi negatif serta menjaga marwah organisasi wartawan.
Transparansi, saling menghormati wilayah kerja, dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dinilai menjadi kunci agar tidak terjadi polemik berkepanjangan di tubuh organisasi pers. ( Tim Redaksi )
Belum ada Komentar untuk "Ketua AWI Pontianak Dinilai Terobos Wilayah Kerja, Tuai Pertanyaan Publik"
Posting Komentar