Surat Terbuka Buat Presiden Jokowi Dari Orang Tua Korban Pencabulan Di Singkawang

Kalimantanpost.online,- Anak menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap pelecehan seksual dan pemerkosaan karena anak dipandang dan diposisikan sebagai sosok yang lemah dan tak berdaya. Kekerasan seksual terhadap anak dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Hampir setiap kasus kekerasan seksual pelakunya adalah orang terdekat dengan korban, baik itu tetangga, guru, tokoh masyarakat dan bahkan saudaranya sendiri.

Sebagaimana halnya dengan kejadian yang saat ini sedang viral di Kota Singkawang. Pelakunya Oknum yang ditokohkan oleh masyarakat Kota Singkawang begitu teganya diduga menyetubuhi anak dibawah umur. Korban yang masih berusia 13 tahun sebut saja MAWAR harus menerima perlakuan tidak senonoh oleh H yang sepantasnya dijadikan sosok seorang ayah.
Melalui Lembaga Bantuan Hukum Rakyat Khatulistiwa (LBH-RAKHA) dalam konprensi Pers nya menegaskan bahwa agar pelaku segera diamankan karena sudah ditetapkan menjadi tersangka melalui surat ketetapan Nomor:S/Tap/89/VIII/Res.1.24/2024/Reskrim tanggal 16 Agustus 2024. Dan mengapa sampai saat berita ini dikeluarkan TSK. H masih bisa bebas bahkan pada tanggal 17 september 2024 bisa dilantik menjadi anggota DPRD terpilih tahun 2014-2029."Ungkap Roby Sanjaya,SH sebagai Ketua LBH Rakha saat konprenai pers di kantor nya.
Bahkan Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak. KPPAD minta Polres Singkawang segera lakukan penahanan terhadap oknum anggota DPRD Singkawang yang telah menjadi tersangka pencabulan.

"Kami harapkan Polres Singkawang dapat melakukan penahanan melihat dari minimal ancaman yaitu minimal ancaman 5 tahun, maksimal 15 tahun dan 2 jeratan hukuman pasal undang-undang yang dijeratkan kepada pelaku ini adalah Undang-undang Perlindungan Anak dan UU TPKS. Tentunya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari pelaku jika pelaku ini tidak ditahan.Menurut Pak Jokowi, pelaku kejahatan seksual harus dihukum seberat-beratnya karena kejahatan seksual pada anak termasuk kejahatan luar biasa dan menurut amnesty, kejahatan seksual masuk dalam kelompok pelanggaran HAM Berat," ungkap Eka melalui via WA.

Selain itu, orang tua mawar meluapkan kekesalannya melalui akun facebook andreas acui simanjaya:.(https://www.facebook.com/share/p/vh78hqUcav17ewRu/?mibextid=oFDknk) dengan membuat surat terbuka untuk Bapak Presiden RI. Jokowi.

SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 

Kepada 
Yth. Bpk Presiden RI 
Ir H. Jokowidodo
di
    Jakarta.
Salam sejahtera Bapak Presiden semoga selalu sehat 
Bapak Presiden yang saya hormati, 

Perkenalkan nama saya Liu umur 34 tahun seorang ibu dengan 4 (empat) orang anak, dua diantaranya masih balita. Kami tinggal di wilayah pinggiran kota dengan sebutan "Kota Seribu Klenteng" di Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.

Saya seorang ibu rumah tangga yang terpaksa sambil bekerja dengan cara mengambil upah sebagai penjual sayur keliling dan kadang jual kue dan roti keluar masuk gang serta pemukiman warga. 
Bapak Presiden yang saya muliakan, ijinkan saya menyampaikan permohonan maaf untuk kelancangan saya membuat surat terbuka ini, walau hati saya tidak begitu yakin surat ini akan bisa Bapak baca. Tetapi setidaknya tulisan yang  merupakan curahan hati penuh air mata ini bisa sejenak menghapus luka dan Sakit Batin saya yang teramat dalam, dari Beban yang selama ini menghimpit dada saya. 

Bapak Presiden,

Mungkin saya tidak pantas berkeluh kesah pada Bapak Presiden tentang kehidupan yang kami jalani selama ini. Sebagai warga yang baik kami menerima dengan sabar dan ikhlas apapun keadaan kami selama ini. Karena saya sangat percaya, tidak satupun orang didunia ini memilih hidup dalam kondisi sangat miskin. Tapi sangat berbeda dengan kami.  Kami tidak punya pilihan lain kecuali menerima keadaan hidup dalam kondisi sangat miskin dengan sabar dan terus berjuang melawan takdir memenuhi kebutuhan hidup anak anak sedangkan suami yang menderita penyakit kronis selama bertahun tahun akhirnya meninggal tanpa pengobatan sejak 8 (delapan) bulan lalu.

Kamipun harus tinggal berpindah pindah tempat dan dengan membayar sewa rumah perbulan. Karena kami memang belum mampu punya rumah sendiri walau hanya gubuk. Itu pula yang membuat anak anak tidak bisa mengenyam pendidikan. Karena ketidak kemampuan saya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sudah terlalu berat, menyisihkan sedikit uang utk sewa kost agar anak anak bisa tidur dan istirahat tanpa kena hujan dan panas. 

Bapak Presiden yang saya muliakan,

Begitupun sulitnya perjuangan saya untuk menghidupi anak anak  saya, saya tidak pernah berharap lagi dapat bansos dan jaminan sosial lain yang selama ini jadi program andalan Bapak sejak ada petugas yang mengatakan bahwa  keluarga saya tidak bisa jadi penerima bansos karena kerap berpindah rumah. 

Bagi saya tidak menjadi penerima bansos pun tidak harus mengemis, karena memang kami tidak punya rumah untuk tinggal tetap seperti yang  di persyaratkan. Biarlah kami bayar kos atau sewa kamar yg penting anak anak saya bisa hidup dan makan tanpa harus tidur dijalanan atau di emperan. Walau sejujurnya saya merasa sangat berdosa karena belum mampu memberikan mereka hak untuk mendapatkan pendidikan. Jauh di lubuk hati yang terdalam, saya menitipkan doa dan harapan pada Tuhan agar saya diberi rezeki lebih dan luas agar saya bisa masukkan anak anak ke sekolah seperti teman teman seusianya.

Bpk Presiden yang saya banggakan, 

Harapan baik yang saya tanamkan dalam hati untuk masa depan anak anak  saya ternyata hanya tinggal harapan. Kehidupan kami menjadi sangat kacau sejak saya mengetahui anak saya  Lo 13 tahun telah dihancurkan masa depannya oleh seorang tokoh masyarakat sekaligus tokoh politik yang selama ini saya anggap sebagai orang tua tempat kami menyewa kost miliknya. 

Anak saya dirusak, disetubuhi dan dihancurkan martabatnya sebagai manusia. Saya sudah berusaha meminta pertolongan kemana mana,  namun pelaku terlalu kuat dan berkuasa untuk membungkam  orang miskin seperti kami. 

Memilih melaporkan peristiwa pahit yg kami alami, justru berubah menjadi sisi kelam dan situasi paling buruk dalam hidup kami. Kami diteror, diancam dan di intimidasi dan akhirnya saya harus berhenti berjualan dan hidup dari belas kasihan orang setiap harinya dan harus mengungsi sana sini. Kemana lagi lah saya akan membawa kehidupan dan masa depan anak anaj saya, Bapak Presiden...?

Bapak Presiden yang terhormat,

Di penghujung akhir masa jabatan Bapak dengan segala rasa hormat dari hati yang paling dalam, memohon sedikit perhatian Bapak dengan penderitaan kami, tolonglah kami Bapak, tolonglah. Berilah kami perlindungan dan keadilan atas perbuatan keji pelaku. 

Sebagai seorang ibu, saya sudah tak lagi bisa berbuat apa apa. Walau kadang terlintas dalam pikiran untuk mengakhiri hidup, tapi saya tidak akan lakukan karena berharap Tuhan bisa memberi kami kehidupan yg lebih layak dan keadilan yg benar benar adil lewat tangan Bapak Presiden. 

Terimakasih Bapak Presiden, semoga Bapak selalu sehat dan panjang umur.
Hormat saya
Liu

Surat Terbuka ini saya dapatkan dari Seorang Pengacara yang selama ini mendedikasikan kehidupan untuk membela hak anak dan mendapatkan keadilan untuk anak anak teraniaya.
Beliau mengadu pada saya dan mengharapkan saya juga menyuarakan kejadian ini untuk menghadirkan keadilan bagi kita semuanya.

Penulis.Jbs

Belum ada Komentar untuk "Surat Terbuka Buat Presiden Jokowi Dari Orang Tua Korban Pencabulan Di Singkawang"

Posting Komentar