INDIKASI MONOPOLI PEDAGANG BESAR TAK MAU BERBAGI KIOS DAN LOS HINGGA TOLAK REVITALISASI.

Dedi Mulyadi bincang Revitalisasi Pasar Beringin Singkawang

Singkawang.Kalimantanpost.online.- Menyikapi Permasalahan Rencana Revitalisasi Pasar Beringin, salah satu tokoh masyarakat Kota Singkawang Dedi Mulyadi ikut berkomentar.

Setelah saya mendalami masalah ini, sebenarnya sederhana dan cukup dibicarakan kembali atau Sosialisasi Ulang antara Para Pedagang, Masyarakat dan Pemerintah Kota Singkawang" ungkap Dedi.

Hal ini tidak perlu diributkan. Ini masalah hanya karena SKEMA PENAWARAN yang berisi Harga Beli, Lama Penyicilan dan Ukuran Kios dan Los yang akan dibangun, juga masalah Tempat Sementara (Relokasi) untuk berdagang dalam 2 tahun ini selama proses pembangunan Revitalisasi ini dilakukan"jelasnya.
Namun karena dimasuki, indikasi disusupi oleh beberapa kepentingan tertentu pihak-pihak lain dan kepentingan politik untuk menjatuhkan citra Pemerintah Kota Singkawang akhirnya masalah ini jadi besar dan terus panas, digoreng-goreng.

Kami mengharapkan kepada Para Pedagang untuk membuka diri, memahami duduk masalahnya, jangan ikut-ikutan dan jangan selalu bersikeras untuk menolak, karena Pembanguan Revitalisasi ini juga harapan masyarakat Singkawang dan masyarakat sangat mendukung demi kemajuan Kota ini.
Jadi kepada Para Pedagang kecil, Pedagang Lapak, Pedagang Los, Pedagang Kaki Lima dan Pedagang Emperan Jalan Raya, harus memahami bahwa gerakan penolakan ini terindikasi telah dimotori oleh kpentingan pribadi dan kelompok tertentu, dari orang-orang yang mau menggagalkan Revitalisasi"jelasnya lagi
Percayalah orang-orang ini akan berhadapan dengan masyarakat nantinya, karena hal ini mengenai kepentingan masyarakat singkawang yang haus, rindu akan pembangunan dan penataan, yang memimpikan kebersihan dan pengelolaan pasar yang hiegenis, bersih dan tertata. Tidak seperti saat ini yang kusut, sembrawut, tak beraturan dan kotor disana sini, dimana itu : jalan, tong sampah, air genangan kotor menjadi berdampingan barang dagangan, tentu hal ini  merugikan masyarkat/konsumen,  belum lagi konsumen yang berbelanja, kalau habis hujan maka masuk dengan pakaian bersih, keluar pakaian dan sendal jadi kotor karena genangan air dan sampah-sampah yang berserakan.

Kami juga memberi pemahaman kepada para pedagang, jika tidak setuju  pembangunan Revitalisasi ini maka akan sangat merugikan bagi Para Pedagang Kecil itu sendiri, karena dinilai menghambat pembangunan, juga masih banyak masyarakat dan komsumen yang setuju, bahkan sebagian masyarakat banyak yang mau mengambil dan membayar Kios dan Los jika Revitalisasi itu berhasil dibangun" ungkapnya

Dan kami juga mengingatkan bahwa Pemerintah bisa saja  mencabut HPL dan HGU yang dimiliki oleh para pedagang selama ini karena dinilai menghambat proses pembangunan yang dilakukan Pemerintah.

Jadi kami mohon agar Para Pedagang jangan mudah di susupi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang coba menggaggalkan pembangunan ini, karena akan berhadapan dengan masyarakat yang sangat mendambakan adanya Pengelolaan Pasar, dengan Pembangunan yang berbasis kemajuan dan moderenisasi.
Masyarakat sepenuhnya mendukung Program Pembangunan ini, jangan sampai terjadi benturan antara masyarakat dengan pedagang.

Sekali lagi kami ingatkan bahwa apabila Pedagang menolak maka HPL dan HGU bisa saja dicabut dan diberikan kepada masyarakat yang mau berdagang, akhirnyakan Pedagang itu sendiri yang rugi.

Pedagang-pedagang kecil jangan terprovokasi oleh kepentingan pedagang besar, karena pedagang besar itu sifatnya me-monopoli tempat dengan 2-3 kios yang dimiliki selama puluhan tahun selama ini.


Kita sudah tangkap dan tanggap masalahnya ini bahwa ada beberapa Pedagang Besar yang tidak mau akibat tempatnya tidak sebesar dulu ketika Revitalisasi itu dilakukan.
Padahal tujuan Revitalisasi selain menata kebersihan dan moderenisasi juga bakal menampung para pedagang kecil, emperan, kaki lima, pedagang Los, dan lain-lain sehingga pedagang besar akan  menolak akibat luas besar Kios dan Jumlah Kios mereka akan berkurang karena harus berbagi dengan pedagang kecil tersebut.
Inikan sangat tidak baik bagi keadilan dan kesamaan.
Masalah ini telah kita pelajari, kita bedah dan kita tangkap sehingga berani untuk kita kemukakan.

Jadi para pedagang kecil, emperan, kaki lima, gerobak-gerobak yang ada untuk tidak ikut-ikutan oleh kepentingan orang-orang dan kelompok tertentu, apalagi pihak-pihak yang membawa untuk kepentingan politik menjatuhkan kewibawaan Pemerintahan yang ada.

Semua ini bisa menghambat pembangunan yang telah direncanakan, akibatnya masyarakatlah yang dirugikan.

Jadi bagi para pedagang kecil, pedagang kaki lima, los pasar dan emperan2 jalan raya itu pikirkanlah nasib dan kejelasan saudara sekalian, jangan ikut-ikutan.
Karena masyarakat sangat mendukung program Revitalisasi ini, jika saudara-saudara pedagang menolak maka masih sangat banyak dari masyarakat yang mau mendaftar dan menggantikan untuk ikut bisa berdagang setelah revitalisasi pasar beringin nantinya dibangun.

Kapan lagi Kota dan Pasar kita akan indah, tertata, rapi, bersih dan moderen sesuai perkembangan jaman, jangan sampai hanya kepentingan sekelompok orang akhirnya menghambat Pembangunan dan Kenyamanan kita sebagai masyarakat dan konsumen kota Singkawang." jelasnya menutup wawancara.

Penulis: JK/tim



Belum ada Komentar untuk "INDIKASI MONOPOLI PEDAGANG BESAR TAK MAU BERBAGI KIOS DAN LOS HINGGA TOLAK REVITALISASI."

Posting Komentar